Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) merupakan pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler. Penanganan masalah tersebut ditujukan untuk memberikan pertolongan sehingga dapat menyelamatkan jiwa dan meminimalisir kerusakan organ serta mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien.
Pada laporan Delegasi RI dalam menghadiri Sidang WHA ke-60 (The Sixtieth World Health Assembly) Sidang Umum Organisasi Kesehatan Sedunia ke-60. WHA merupakan badan pengambil kebijakan tertinggi pada badan dunia WHO yang mengikat dan dipatuhi oleh seluruh negara anggota WHO. Resolusi ke-11 Nomor WHA 60.22 Health system: emergency-care systems. Memperhatikan bahwa setiap tahunnya lebih dari 100 juta orang mengalami injuries, dan sekitar 5 juta orang meninggal akibat kekerasan dan kecelakaan, dimana 90% kejadian tersebut terjadi di negara-negara miskin dan menengah.
Di Indonesia, angka kematian terbanyak diakibatkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah makin meningkat dengan usia penderita yang semakin muda karena rendahnya kesadaran serta pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini serta penanganan yang terlambat yang malah memperburuk keadaan (Kompas, 2011). Selain itu kasus-kasus cidera yang meliputi kecelakaan lalu lintas di jalan, kecelakaan kerja, dan kecelakaan rumah tangga juga harus mendapatkan perhatian kita semua. Jelasnya, kasus gawat darurat sehari-hari dalam rantai bantuan penanganannya tidak hanya melibatkan para praktisi kesehatan dan penyedia layanan kesehatan.
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Salah satu penyebab henti jantung bisa disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK), tenggelam, kecelakaan, dll. Namun penyakit PJK masih menjadi penyebab utama henti jantung. Pada kondisi henti jantung maka sirkulasi darah dan proses transport oksigen akan berhenti. Berhentinya sirkulasi akan menyebabkan organ-organ yang ada didalam tubuh mengalami kekurangan oksigen yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena otak hanya akan mampu bertahan 10 menit jika tidak tersuplai oksigen dan glukosa selama 10 menit. Jika otak mati begitu pula korban akan mengalami kematian. Oleh karena itu perlunya menolong korban secepat mungkin setelah di pastikan korban mengalami henti jantung.
Supaya dapat memberikan pertolongan maka petugas kesehatan wajib memiliki kompetensi dalam melakukan bantuan hidup dasar dan trauma yang dapat diperoleh melalui pelatihan. Berdasarkan hal tersebut diatas, Medical and Nursing Training (MNT) bermaksud menyelenggarakan pelatihan Kegawatdaruratan tentang “Basic Trauma & Cardiac Life Support” bekerjasama dengan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dengan pemograman rencana pelatihan yang akan kami laksanakan. Dengan tujuan meningkatkan kompetensi tenaga medis dalam pengetahuan, dan skill, menjadikan suatu role model dalam pengembangan suatu ilmu sehingga menciptakan suatu manfaat dalam suatu perkembangan khususnya dibidang kesehatan. Dengan adanya suatu pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang penanggulangan pada penderita gawat darurat agar penderita dapat diselamatkan dari kematian atau cacat yang mungkin dapat terjadi yang diakibatkan oleh henti jantung.